……………………………… By : Kugeti Adii ………………………
Ibuku dahulu pernah marah padaku
Diam ia tiada berkata
Pun aku lalu merajuk pilu
Tiada peduli apa yang terjadi
Diam ia tiada berkata
Pun aku lalu merajuk pilu
Tiada peduli apa yang terjadi
Matanya selalu mengawasi daku
Walau bibirnya sama sekali tiada bergerak
Rautnya masam menahan sedan
Hatinya pun pedih sebab lakuku
Walau bibirnya sama sekali tiada bergerak
Rautnya masam menahan sedan
Hatinya pun pedih sebab lakuku
Aku berkesal hati
Menurutkan setan, mengkacau-balau
Jurang celaka sudah terpandang di muka
Kusongsing pula, agar cedera
Menurutkan setan, mengkacau-balau
Jurang celaka sudah terpandang di muka
Kusongsing pula, agar cedera
Bangkit ibu dipeganglah aku
Dirangkumnya lalu segera dikucupnya aku
Serta dahiku berapi pancaran mereka
Sungguh sejuk sentosa turun kalbu
Dirangkumnya lalu segera dikucupnya aku
Serta dahiku berapi pancaran mereka
Sungguh sejuk sentosa turun kalbu
Begitupun engkau
Ibu, bapak, pula kekasih
Berpadu dalam dirimu
Mengawas dalam dunia daku
Ibu, bapak, pula kekasih
Berpadu dalam dirimu
Mengawas dalam dunia daku
……………………………… By : Kugeti Adii ………………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar